Bocah 11 Tahun di Tanjungbalai Punya Kebiasaan Minum Bensin
TANJUNGBALAI, bumantaranews.com – M Ariadi Sebastian, bocah laki-laki berusia 11 tahun yang akrab disapa Arya di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut) memiliki kebiasaan tak lazim. Sejak lima tahun terakhir dia gemar meminum bensin secara sembunyi-sembunyi.
“Dari umur satu tahun dia pernah makan benda-benda aneh seperti paku, pecahan keramik. Tapi lima tahun terakhir ini dia awalnya suka mencium bau bensin, lama-lama diminumnya. Itu sembunyi-sembunyi,” kata Uci Rubi Atmaja, ibu kandung dari bocah peminum bensin saat dijumpai wartawan di kediamannya di Jalan Masjid, Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai, Senin (27/9/2021).
Uci menceritakan awal mengetahui anaknya itu gemar meminum bensin saat ia curiga mencium bau nafas anaknya dan bajunya yang selalu bau bensin. Bahkan tak jarang dia memergoki anaknya saat sembunyi-sembunyi mendulang bensin dari tangki sepeda motor.
“Dia ambil itu bensinnya pakai sedotan dari sepedamotor. Kadang dipindahkan dulu ke botol,” ujar Uci.
Dia mengisahkan, sejak usia 7 bulan, anak ke tiga dari lima bersaudara itu pernah mengalami panas tinggi hingga kejang-kejang. Lalu pada usia satu tahun Arya kerap memakan pecahan keramik.
“Kalau yang makan keramik itu usianya satu tahun lebih. Kami lagi renovasi rumah, tukang bangunannya bilang itu si Arya makan apa, saya buka mulutnya rupanya pecahan keramik. Waktu buang air besar juga keluar itu,” ucapnya.
Kendati demikian, Uci mengatakan, anaknya itu tak pernah mengalami sakit meskipun kesehariannya Arya hiperaktif dibandingkan teman-temannya. Hingga orang tuanya kesulitan menjaga. Karenanya, Arya hingga kini tak pernah merasakan bangku sekolah.
“Sudah pernah saya sekolahkan, tapi dia mengganggu kawan-kawannya terus sampai anak orang digigit. Gurunya menyerah. Beda memang dari kakak adiknya yang lain. Jadi ya dia di rumah saja,” ujarnya.
Uci mengaku prihatin dengan kebiasaan tak lazim dan kondisi kesehatan anaknya itu. Meski pernah dibawa berobat, oleh dokter, Arya dinyatakan dalam kondisi sehat.
“Pernah dironsen ke dokter, hasilnya enggak ada. Dulu pernah kami bawa terapi, begitu ada obat herbal, dia rutin minum itu, kebiasannya mulai berkurang. Tapi obatnya mahal, kami enggak sanggup, ayahnya ini kerja mocok-mocok,” kata dia.
Kini setiap hari keluarga selalu mengontrol Arya di rumah, bahkan saat bermain bersama rekan-rekannya, takut jika dia sembunyi-sembunyi minum bensin.
“Ini tadi pagi baru ketahuan dia menyuling bensin di botol ini. Kalau habis minum bensin ini, dia bawaannya tenang, tapi kalau sudah kumat mencari-cari dia. Kalau sakit enggak ada,” kata Uci sambil menunjukkan sebuah botol plastik kecil berisi bensin yang baru dikonsumsi anaknya itu. (Per)