Sutoyo Raharto Buka Diskusi soal Hal Positif di Indonesia

Ingin menunjukkan sisi positif dari Indonesia, Sutoyo Raharto membuat banyak diskusi bersama narasumber-narasumber yang ahli di bidangnya. Ngobrol berbagai bidang, mulai pendidikan, seni, adventure, alam, keluarga, filsafat, hingga sejarah disuguhkannya lewat diskusi gratis secara virtual.

MARIYAMA DINA, Surabaya

SELAMA pandemi ini, kesibukan Sutoyo Raharto adalah nge-Zoom bareng orang-orang ’’sangar’’. Warga Surabaya itu tidak hanya nge-Zoom berdua dengan narasumber yang diajaknya berdiskusi, tapi juga siapa pun yang ingin bergabung dengan pintu yang sangat terbuka. Terlebih, dia membuatnya secara gratis.

Hingga September ini, sudah ada 629 narasumber yang membahas banyak hal positif di Indonesia. Mulai bidang pendidikan, seni, adventure, alam, kekeluargaan, filsafat, hingga sejarah. Hal-hal positif itu menjadi topik pembahasan yang tidak pernah habis dan tidak pernah membosankan.

Dalam seminggu, Yoong –panggilan akrab Sutoyo Raharto– menggelar Zoom setiap hari, kecuali Senin. Dalam sehari, biasanya dia menggelar 3–4 kali Zoom Meeting bersama narasumber yang berbeda. Sampai tiba pada Jumat, Yoong mengunggah hasil diskusi itu ke kanal YouTube-nya, Raharto2768.

Semua topik positif yang diangkatnya tersebut diceritakan bahwa dirinya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih tahu akan negaranya sendiri. ”Soalnya jarang sekali hal-hal positif itu dibahas. Akhirnya yang negatif-negatif ini yang tertanam pada diri kita,” terangnya saat ditemui di kawasan HR Muhammad Minggu (19/9).

Di balik itu semua, pria yang juga aktif dalam kegiatan pendidikan seni untuk anak-anak yang membutuhkan tersebut bercerita bahwa sebenarnya keinginannya mengenalkan Indonesia lebih dalam muncul sejak 2007. Tepatnya, saat dia menggarap tesis di Thailand.

Waktu itu Yoong melakukan riset soal budaya Indonesia dari Palembang sampai Banyuwangi. ”Terus saya merasa kok tulisan tesis saya soal Indonesia ini terlalu indah,” ujarnya.

Takut mendapatkan pertanyaan yang tidak bisa dijawab saat sidang, dia pun bertanya kepada profesornya saat itu. ”Nanti kalau penguji tanya eh your tesis is too beautiful for Indonesia, jawab saja because you don’t know Indonesia,” ceritanya yang menirukan omongan profesornya saat itu.

Jawaban simpel sang profesor tersebut justru membuat Yoong bertambah sadar bahwa dirinya belum tahu benar soal negaranya sendiri. ”Selama ini yang selalu diangkat adalah hal-hal negatif di Indonesia. Kayak soal korupsi. Padahal, Indonesia itu jauh lebih indah daripada hal-hal negatif itu,” ujarnya.

Misalnya, alamnya. Meski, mungkin alam di Indonesia sudah banyak sekali dicemari sampah. Khususnya sampah plastik. Tapi, tak sedikit juga manusia-manusia di Indonesia yang bisa mengelola sampah plastik dengan baik. Bahkan sangat kreatif.