SIBOLGA, bumantaranews.com – Warga di Kota Sibolga yang menggunakan kendaraan umum berupa becak bermotor sudah bisa bayar non tunai. Para pengguna transportasi tiga roda itu sudah bisa membayar jasa transportasi becak dengan menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
Bank Indonesia Sibolga telah menginisiasi transformasi pembayaran pada transportasi rakyat Kota Sibolga yaitu becak motor, dimana sebelumnya para pengguna jasa membayar secara tunai, kini menjadi nontunai menggunakan metode QRIS melalui handphone.
“Khusus becak motor yang telah menyediakan QRIS, ongkosnya cuma Rp1, hal ini berlaku selama 4 hari (30 September-3 Oktober 2021),” kata Kepala Kantor BI Sibolga Aswin Kosotali saat melaunching QRIS di Graha Aulia Kantor BI Sibolga, Kamis (30/9).
Hadir di acara itu, Walikota Sibolga H Jamaludin Pohan, Danrem 023/KS Kolonel (Inf) Febriel Buyung Sikumbang, Kapolres Sibolga AKBP Taryono Raharja, GM PT Pelindo Sibolga Eriansyah Boy, Ketua MUI Sibolga H Toksima Panggabean, dan anggota Badan Musyawaran Perbankan Daerah Sibolga.
Kemudian, sambungnya, ada juga discount 50 persen bagi masyarakat (penumpang) yang menggunakan dompet elektronik LinkAja dengan nilai transaksi minimal Rp10.000. “Ini berlaku selama dua bulan terhitung mulai 4 Oktober hingga 3 Desember 2021,” tukasnya.
Aswin mengatakan, transformasi pembayaran nontunai merupakan suatu lompatan inovasi cara pembayaran pada sistem transportasi rakyat untuk mewujudkan Sibolga sebagai smart city. Juga merupakan implementasi perluasan dan percepatan transaksi digital. “Implementasi QRIS pada becak motor ini juga mendorong inklusi keuangan, karena pengemudi becak menjadi terhubung dengan perbankan yang pada akhirnya mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah serta mendukung pariwisata Sibolga,” katanya.
Dijelaskan, untuk tahap awal implementasi QRIS dimulai pada beberapa komunitas di antaranya, Becak Terminal (Beter) dan Becak Motor Sibolga (BMS). Diharapkan, akan diikuti oleh seluruh komunitas becak motor di Sibolga.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, implementasi QRIS pada becak motor juga membantu pemerintah dalam pengurangan penyebaran Covid-19, karena lebih higienis, tidak ada kontak fisik dalam pembayaran ongkos, serta lebih efsien karena tidak perlu ada uang kembalian.
Tantangan dalam implementasi QRIS pada becak motor ini, lanjutnya, adalah bagaimana mengubah kebiasaan masyarakat yang tadinya terbiasa menggunakan uang tunai menjadi non tunai melalui QRIS, dan juga kemudahan akses dari tukang becak untuk memperoleh QRIS. “Maka itu diperlukan edukasi kepada masyarakat secara terus menerus untuk terbiasa menggunakan pembayaran atau bertransaksi secara non tunai,” ujar dia.
Menurut Aswin, kondisi pandemi Covid-19 dan perkembangan teknologi telah mendorong terjadinya pergeseran interaksi antara manusia dalam melakukan aktivitas perekonomian melalui saluran digital, termasuk dalam hal bertransaksi. “Terbukti saat ini, semakin banyak perusahaan penyedia layanan jual beli online (e- commerce), layanan pengumpulan dana (fundrising), layanan investasi dan permodalan, serta layanan sistem pembayaran menggunakan saluran digital,” tandasnya seraya menambahkan saat ini QRIS sudah terintegrasi dan didukung oleh 38 Penyedia Jasa Perbankan (PJP) bank maupun non-bank, seperti Mandiri, BNI, BRIS, BCA, BSM, CIMB, Bank Riau Kepri, Gopay, Ovo, Dana, Linkaja, Shopee Pay, dan lainnya. (rb)