Eko Yuli Terlalu Kuat di PON Papua

bumantaranews.com – Eko Yuli Irawan masih terlalu terkuat di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021. Meskipun turun di kelas lebih berat, ia tetap mampu merebut medali emas.

Eko yang mewakili Jawa Timur sejatinya sudah mempersiapkan diri turun di kelas 61 kg putra. Sesuai dengan kelas spesialisnya di Olimpiade Tokyo 2020. Saat itu, ia meraih medali perak usai mencatat angkatan total 302 kg.

Namun, beberapa hari jelang tanding ia mengalami sedikit masalah. Ada bagian pinggangnya yang ketarik sehingga cukup memengaruhi kesiapan fisiknya. Alhasil, ia terpaksa tampil di kelas 67 kg.

“Karena kalau diet lagi akan bermasalah dan lebih parah lagi pinggangnya. Akhirnya memutuskan untuk naik kelas ke 67 kg,” kata Eko, Kamis (7/10).

“Jadi demi kesehatan dan keselamatan sebenarnya,” ujarnya.

Di kelas tersebut, Eko Yuli Irawan mendapat persaingan ketat dari dua olimpian Triyatno dan Deni. Meskipun begitu, ia berhasil menyegel emas dengan angkatan yang lebih baik saat tampil di Auditorium Universitas Cendrawasih, Kabupaten Jayapura, Rabu (6/10),

Eko membukukan angkatan total 313 kg. Rinciannya 143 kg untuk angkatan snatch dan 170 kg pada clean and jerk. “Ya kan kita tahu lawannya Deni, Triyatno, jadi bisa dibilang berat karena sama-sama olimpian. Prediksi awal bisa menang satu atau dua kg, yang pasti tak mudah, tapi alhamdullilah bisa unggul dari mereka,” tuturnya.

“Saya bersyukur kami bertiga yang senior bisa podium bareng-bareng (di PON).”

Triyatno yang membela Kalimantan Timur memastikan medali perak setelah mencatatkan angkatan total 304 kg (135 kg snatch dan 169 kg clean and jerk). Sementara Deni wakil Bengkulu mendapatkan perunggu usai membukukan angkatan total terbaik 303 kg. Hasil dari 137 angkatan snatch dan 166 kg clean and jerk.

Di luar kebanggaannya meraih emas, Eko Yuli Irawan ternyata tak terlalu puas karena regenerasi di kelas 67 kg nyaris tidak ada.

“Bisa dilihat sebandel-bandelnya kami para seniornya tapi enggak ada yang bisa melawan kami bertiga atau melewati angkatan kami. Seharusnya ini dipertanyakan ke PB, kalau kami tidak tahu karena fokus pada prestasi kami masing-masing,” tuturnya.

Setelah PON Papua, Eko Yuli Irawan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada 11 Oktober mendatang. Ia berencana mengambil cuti liburan sebelum bersiap kembali menuju Asian Games 2022.

Diketahui usai Olimpiade, Eko nyaris belum beristirahat. Selain harus menjalani berbagai seremoni, dirinya juga harus melakukan persiapan PON Papua.

“Awal tahun persiapan untuk Asian Games tapi untuk Pelatnas belum tahu karena belum ada pembicaraan juga dengan PB PABSI. Jadi mau liburan dulu dengan anak dan istri menikmati hasil,” kata atlet peraih dua perak dan dua perunggu di empat Olimpiade ini. (dc/int)