Sanggar Sihoda: Dari Kursi Roda Menari Simalungun Hingga ke Turki

SIANTAR, bumantaranews.com-Sanggar Tari Sihoda berhasil membawa nama Simalungun dan Indonesia di ajang internasional TUFAG International Folk Dance Festival di Yalova, Turki pada 30 Agustus – 5 September 2021 lalu.

DPP Partuha Maujana Simalungun (PMS) secara khusus mengadakan acara penyambutan kepada seluruh tim yang berangkat dengan memberikan dayok nabinatur kepada founder dan para penari Sanggar Sihoda, Sabtu (6/11/2021) di Hotel Siantar, Pematangsiantar.

Hadir juga para orangtua dan mendapat penghormatan sekaligus ucapan terimakasih dari DPP PMS kepada orangtua berupa dayok nabinatur.

Ketua Harian DPP PMS Japaten Purba, mengucapkan terimakasih kepada orangtua yang mendukung anak-anak untuk berlatih menari di Sanggar Sihoda. Tanpa restu dan dukungan orangtua, anak-anak tidak akan berhasil membawa nama Simalungun dan Indonesia secara internasional.

Kepada para penari, Japaten menyampaikan agar anak-anak juga menurunkan tarian kepada generasi penerus dengan cara melatih para generasi. Agar tor-tor Simalungun tetap lestari dan menjadi kebanggaan Simalungun selamanya. Secara khusus, Japaten memberikan masukan soal budaya dan termasuk pakaian khas Simalungun agar menjadi perhatian Sanggar Sihoda untuk acara selanjutnya.

Sementara Ketua DPC PMS Kabupaten Simalungun Lensudin Sumbayak, menyampaikan apresiasi kepada Ketua Umum DPP PMS Simalungun, yang telah mendukung pelestarian sekaligus pengenalan budaya Simalungun ke tingkat internasional dengan memimpin langsung Tim Tari Sanggar Sihoda mengikuti pertandingan di Turki.

“Hasilnya membanggakan masyarakat Simalungun dan Kota Siantar dan Indonesia pada umumnya. Kebanggaan ini adalah kebanggaan bersama. Kami juga yakin Bupati Simalungun juga bangga dengan prestasi ini,” kata  Lensudin Sumbayak.

Sekjen DPP PMS Lisman Saragih yang memandu acara, mengingatkan anak-anak Sanggar Sihoda agar tidak sombong dan tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap aktifitas.

Ucapkan Terimakasih 

Ketua Umum DPP PMS dr Sarmedi Purba yang memimpin langsung tim Sihoda ke Turki, dalam kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada semua pihak.

“Ini adalah cita-cita anak saya almarhum Jordiman Purba. Terimakasih DPP Partuha Maujana Simalungun dan kawan-kawan. Termasuk Sultan Agung, Vita Insani, Orang Jerman dan semua yang membantu,” kata Sarmedi terharu, mengingat Almarhum Jordiman Purba.

“Ini satu hal yang luar biasa dalam hidup. Ini sebuah keberanian luar biasa, setelah 1,5 tahun tidak keluar rumah karena pandemi. Langsung berangkat ke Turki. Anak-anak juga sempat khawatir. Tapi berhasil dan selamat pulang ke Indonesia. Ini sangat disyukuri,” kata Sarmedi Purba.

Sementara Founder dan pelatihan Sanggar Sihoda Laura Tias Avionita Sinaga, dalam sambutannya mengaku sempat putus asa karena kehilangan sosok penasehat Jordiman Purba yang merupakan pendukung pemberangkatan tim ke Turki meninggal dunia. Namun harapan muncul setelah Ketua DPP Partuha Maujana Simalungun dr Sarmedi Purba menanyakan kepadanya soal persiapan keberangkatan ke Turki. Saat itu disampaikan kendala biaya.

“Oppung (Sarmedi Purba) terus bertanya soal kesiapan berangkat ke Turki. Hingga kami diundang pada acara PMS dan saat itu Oppung berjanji akan membantu untuk menyiapkan dana. Hingga kami sampai di atas pesawat, kami masih tidak percaya bahwa kami jadi ke Turki,” katanya.

Dijelaskan Tias, Sihoda dibentuk tahun 2014, sampai di Siantar tahun 2016. Kondisinya saat itu masih dikursi roda. Tapi tari simalungun yang membuat saya bangkit. Tidak dipungut biaya. Kami serius mempelajari tor dan awalnya tidak memiliki kostum namun banyak teman-teman membantu. Kami mendapat kesempatan menyematkan pakaian adat Simalungun ke gubernur Yalova Turki, Walikota Yalova Turki. Kami ucaptkan terimakasih kepada DPP PMS, tanpa dukungan PMS kami tidak akan berangkat ke Turki,” kata Tias.

Dijelaskan Tias, awalnya tim yang terdiri dari dirinya, Selvia Nelly Sri Rejeki Sitanggang, Sapna Sani Hutasuhut, Anggun Tamara, Delima Armaintan Damanik, dan Sonya Mentari Sinaga tidak mengetahui bahwa kegiatan di Turki adalah sebuah pertandingan. Namun, sebelum tampil Oppung Sarmedi menyampaikan kegiatan tersebut ada tim penilainya.

“Kami ucapkan terimakasih juga kepada para orangtua. Kami mungkin harus berlatuh hingga larut malam, malah kadang harus menginap. Namun para orangtua tetap mendukung. Kami, Sanggar Sihoda sangat terbuka untuk umum yang ingin belajar tor-tor silakan datang. Tidak dipungut biaya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, walau kondisi kaki yang belum normal karena mengalami kecelakaan tahun 2016, Tias bersama tim tarinya mempersempahkan tari kreasi Simalungun yang ditampilkan di Turki. (esa/md)